Minggu, 02 Februari 2014

SEJARAH PS PARTISAN SILIWANGI 1922

     Assalamualaikum wr. wb

sebagai anggota PS 1922 (Partisan siliwangi) saya ingin mengeshare kepada teman-teman semua sejarah dari PARTISAN SILIWANGI, berikut informasinya :

            PS Partisan Siliwangi didirikan oleh Ama Raden Puradiredja yang mempunyai ayah bernama Raden Adimiarsa dan Ibu Nyi Mas Yati, dimana sang ayah adalah keturunan langsung dari Dalem Aria Wangsa Goparana, sedangkan Dalem Aria Wangsa Goparana sendiri adalah keturunan dari Prabu Mundingsari Ageung, dan Prabu MUndisari Ageung adalah anak dari Sri Baduga Maharaja Prabu Siliwangi seorang raja besar dari tatar sunda, Dalem Aria Wangsa Goparan bersama keturunannya menyebarkan agama islam di wilayah Subang, Purwakarta, Karawang, Cianjur, Sukabumi, sampai Bogor, salah satu anaknya bernama Dalem Aria Wiratanudatar yang menjadi pendiri cianjur dan menyebarkan agama islam di wilayah Cianjur, Sukabumi, Bogor, Bekasi sampai perbatasan Batavia (Jakarta), keturunan Dalem Aria Wangsa Goparana yang lain yang terkenal adalah Syekh Yusuf (Baing Yusuf) makamnya di Kaum, Purwakarta adalah seorang ulama besar dan guru dari Syekh Nawawi Albantani (makam di janantul Mala, Mekah) yang terkenal di seluruh dunia, ulama lain yang juga masih keturunan Dalem Aria Wangsa Goparana adalah KHR Abdullah bin Nuh, seorang ulama besar juga yang terkenal di mancanegara,  Dalem Aria Wangsa Goparana dimakamkan di Nangka Beurit Sagalaherang. Sedangkan Ibu Ama Rd Puradiredja bernama Nyimas Yati adalah keturunan ke 3 (buyut) dari KH Basyari ulama besar dari Pekalongan yang dimakamkan di Malilin, Sagalaherang, KH Basyari mempunyai ayah bernama KH Maksum, keturunan Raden Fatah, Demak yang mendapat perintah meyebarkan agama islam di Pekalongan. Dengan begitu jelas dari  ayah dan ibu, selain  mengalir darah raja besar juga mengalir darah ulama besar dalam diri Ama Rd Puradiredja. Jadi pemakaian nama Siliwangi dalam paguron/organisasi yang didirikan Ama Rd Puradiredja tidak sembarangan karena beliau bukan saja masih keturunan Prabu Siliwangi secara gen/darah tetapi sifat, akhlak, tabiat menurun dari Prabu Siliwangi, serta ajaran yang diterapkan juga merupakan penerus dari Prabu Siliwangi yaitu Silih Asah, Silih Asuh,  Silih Hormat,  Silih Tolong, dan Silih meWangikan. Dari akhlak yang dicerminkan dalam perbuatan sehari hari terlihat jelas selalu membantu orang lain,  negara, dan bangsa tanpa berharap balas budi.   PS Partisan Siliwangi berdiri tanggal 2 Juli 1922 dengan tujuan membangun nasionalisme tinggi untuk membebaskan diri dari penjajah disertai membentuk ahlak, moral yang baik dengan tidak membedakan ras, suku ataupun agama. Adapun salah satu cara beliau memberikan pendidikannya adalah dengan kesenian Pencak Silat. Pencak Silat yang beliau ajarkan kepada murid muridnya, bukanlah sekedar gerakan, jurus biasa saja tetapi disertai dengan ajaran dan pendidikan yang luhur, dimana sang murid harus menjalankan ajaran tersebut dalam kesehariannya. Salah satu ajaran yang harus dijalankan oleh sang murid adalah pantangan 5 M, yaitu Maling, Madat (narkoba), Madon (main wanita), Minum (mabuk-mabukan), Maen (judi).

             Selain menerapkan ajaran, Ama Raden Puradireja juga mengajarkan kepada murid-muridnya agar senantiasa berdoa kepada Tuhan YME, salah satu doa yang sering beliau ajarkan dan doa ini menjadi dasar/landasan seorang anggota PS Partisan Siliwangi adalah dengan membaca solawat. Disamping Pencak Silat, Ama Raden Puradireja juga mendidik para muridnya agar rajin mencari nafkah sehari hari seperti bertani, berdagang, nelayan, dll. Kepada murid muridnya Ama Raden Puradireja mengajarkan bagaimana cara bertani yang baik, sehingga petani mendapatkan hasil yang baik, untuk pedagang juga dididik agar menjadi pedagang yang baik sehingga memperoleh untung banyak, dsb. Dalam waktu singkat PS Partisan Siliwangi menarik perhatian masyarakat banyak, dengan disertai banyak pengikutnya pula.

Ketika pecah perang revolusi PS Partisan Siliwangi ikut pula perang melawan Belanda dengan bergabung dengan Divisi Siliwangi pimpinan Brigjen (Purn) Sadikin yang merupakan Pangdam Siliwangi saat itu bahkan PS Partisan Siliwangi juga ikut long march ke Yogyakarta yang menjadi legendaris. Setelah perang revolusi, Ama Raden Puradireja mendapat penghargaan bintang gerilya yang diberikan langsung oleh Ir Soekarno yang merupakan presiden saat itu, bahkan beliau ditawari menjadi bupati Cianjur oleh Presiden Soekarno, tetapi jabatan itu beliau tolak halus, dengan alasan adalah karena beliau lebih senang mendidik masyarakat. Karena jasa Ama Raden Puradireja sangat besar kepada Negara, akhirnya pemerintah memberikan tanah untuk kesejahteraan anggota PS Partisan Siliwangi di Lampung, berikutnya tahun 1951 -1956 PS Partisan Siliwangi beserta keluarga menjadi perintis transmigrasi ke lampung dengan jumlah kira kira 20.000 jiwa. Sebuah jumlah yang sangat banyak pada waktu itu, dan perlu diketahui tidak semua anggota PS Partisan Siliwangi ikut transmigrasi ke Lampung. Jumlah anggota PS Partisan Siliwangi yang ikut transmigrasi ke Lampung hanya sebagian kecil dari semua anggota PS Partisan Siliwangi yang tersebar dari Banten, Jakarta, Bogor, Bekasi, Karawang, Cirebon, Bandung dan kota kota lainnya di pulau jawa.

Saat ini di Lampung, trasmigran PS Partisan Siliwangi sudah menempati beberapa kecamatan di Lampung, bahkan banyak pula dalam 1 kecamatan yang penduduknya anggota PS Partisan Siliwangi semua, jumlah mereka sudah mencapai jutaan, sebagian besar mereka sebagai petani kopi, lada, coklat, dll. Sebagaimana diketahui kopi adalah sentral penghasil kopi terkenal, juga lada yang harganya sangat mahal, tentunya kondisi ini memberikan keuntungan bagi petani kopi, lada khususnya petani PS Partisan Siliwangi, sudah tentu hal ini meningkatkan taraf hidup mereka, bahkan tidak sedikit diantara mereka yang dapat naik haji dari hasil panen kopi dan lada.

            Salah satu kegiatan rutin PS Partisan Siliwangi saat ini adalah merayakan maulid Nabi Muhammad SAW di rumah almarhum Ama Raden Puradireja, sekaligus ziarah ke makam beliau di Sagalaherang. Acara ini bukan hanya dihadiri oleh anggota PS Partisan Siliwangi saja tetapi khalayak ramai dari segala lapisan, mereka itu datang dari Lampung, Banten, Jakarta, Karawang, Cirebon, Kalimantan, Maluku, dll, total yang hadir di acara ini mencapai puluhan ribu orang.

            Demikian besar Ama Raden Puradireja mengabdi kepada bangsa dan negara, ketika masa penjajahan, beliau mendidik murid muridnya agar mempunyai jiwa nasionalisme yang tinggi, lalu saat pecah perang kemerdekaan/revolusi beliau tampil di depan bersama murid muridnya mengusir penjajah, dan setelah perang revolusi usai (merdeka) beliau isi dengan pembangunan, semua itu dilakukan dengan tanpa meminta pamrih apapun hal itu terlihat ketika beliau menolak dengan halus permintaan Presiden Soekarno untuk menjadikan beliau sebagai bupati. Ajaran ini pula yang selalu ditekankan kepada murid muridnya agar selalu mengabdi kepada bangsa dan Negara dengan tidak mengharapkan pamrih.

            Terlalu panjang untuk menceritakan sejarah PS Partisan Siliwangi atau Ama Rd Puradiredja, jika ingin mengetahui lebih banyak ajaran PS bisa bertanya kepada orang orang yang sudah dipercaya oleh beliau di seluruh pelosok nusantara, hanya banyak di antara mereka yang mengaku melanjutkan ajaran Ama Puradiredja tetapi dalam prakteknya tidak sejalan, seperti mengkomersilkan dengan uang, jabatan, atau kepentingan golongan tertentu semata, bahkan tidak sedikit yang bukan murid Ama Rd Puradiredja, mengaku sebagai murid demi kepentingan sendiri, salah satu kasus yang sering kali terjadi adalah penjualan KTA (kartu tanda anggota) PS yang sering kali dijual belikan diluar anggota dan tentu saja dengan harga mencekik, bahkan sering kali KTA ini dipakai untuk hal yang negatif oleh oknum tertentu, atau sering kali oknum tertentu menjual atribut PS seperti kalender, foto pendiri PS kepada warga, atau instansi dengan menakut nakuti, tentu saja hal ini akan membuat buruk citra PS, padahal PS diperuntukan untuk semua golongan tidak memandang islam, kristen, hindu, budha, jawa, sunda, bugis, ambon, cina, dst,  selama anggota itu mau mematuhi ajaran agama dan negara. PS diturunkan untuk kebaikan semua umat di muka bumi ini, dan dalam ajarannya PS tidak diperkenankan meminta imbalan apapun dan dari siapapun.

Kini walaupun Ama Raden Puradireja sudah wafat, hasil jerih payah beliau masih bisa dirasakan bukan hanya oleh anggota PS Partisan Siliwangi tetapi semua umat manusia di muka bumi ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar